top of page
Search
Writer's picturefanitales

Aku Bucin


https://i0.wp.com/mojok.co/wp-content/uploads//2019/02/Tips-Bucin.jpg

Bucin adalah singkatan dari budak cinta. Berdasarkan beberapa tulisan yang saya baca di internet, kata ini ditujukan bagi ia yang rela malakukan dan mengorbankan apapun demi pasangannya. Sebenarnya implikasi bucin dalam dunia nyata seperti apa sih? Kenapa ungkapan bucin seolah terdengar memalukan dan rendah sekali?

Tulisan ini saya buat karena seorang teman saya mengatakan bahwa saya bucin setelah saya bercerita tentang masalah dengan pasangan. Karena sebelumnya saya sudah tahu tentang kepanjangannya dan bagaimana stereotype publik terhadap istilah ini, sontak saya kaget. Benarkah saya adalah seorang budak cinta?

Selain itu, pasangan teman saya ia ibaratkan seperti saya, sesama bucin. Karena dia rela melakukan apapun asalkan teman saya tidak ngambek. Kalau tolok ukurnya adalah itu, bukankah semua pasangan yang memiliki perasaan tulus kepada pasangannya dan yang memiliki rencana serius untuk masa depan, akan melakukan hal sama? Tujuannya untuk menjaga keutuhan hubungan. Bukan begitu? Jika definisi bucin seperti itu, maka saya akan berteriak lantang bahwa saya adalah seorang bucin sejati. Saya akan melakukan berbagai cara demi menjaga hubungan saya dan pasangan.

Selama ini, semua yang saya lakukan adalah sama seperti bucin dalam definisi diatas. Saya memiliki perasaan yang tulus kepadanya dan begitu pula sebaliknya. Kami bahkan merencakan pernikahan dan berbagai hal lainnya. Karena menyangkut pernikahan, saya tahu bahwa saya tidak hanya akan menikah dengannya tapi juga dengan kedua orang tuanya serta saudara dan saudarinya. Oleh sebab itu, kebucinan saya yang selanjutnya adalah berusaha menjadi sosok yang baik dan penyayang bagi keluarganya. Alhamdulillah, kebucinan saya ini memberikan feedback yang positif. Lalu, saya berusaha membina interaksi dan komunikasi yang baik dengannya karena sebagian besar komunikasi kami hanya melalui media telepon genggam canggih seperti whatsapp, Instagram, dan lainnya.

Tingkat kebucinan saya yang paling tinggi tampak ketika kami sedang bertengkar mulai dari hal yang remeh hingga hal yang serius. Sebagian besar, sayalah yang sering menyulut api. Lalu saya merasa bersalah dan meminta maaf. Sungguh bucin sekali, bukan?

Out of the point: Aneh sekali melihat teman saya yang jarang pacaran dan sekalinya pacarana dapat yang tulus. Dengan bangga dia menyamakan pasangannya dengan saya sebagai sesame bucin. Sedangkan dia yang merasa dibucinin bangga sekali. Sombongnya, dia bertanya “emang the way of thinkingnya bucin itu kayak gimana sih? Sini certain sama aku. Kamu kan bucin. Biar aku tahu the way of thinkingnya cowokku.” Ingin langsung ku tentang mulutnya. Well, kebucinanku ini berbeda dengan pasanganmu. Bucinnya dia itu gak logical. Why? Mana ada lelaki gentle yang memilih mempertahankan pasangan yang oleh keluarga besarnya dianggap inappropriate? Kalau mau banding-bandingin, jangan sama aku deh. Pasti kalah ke

2 views0 comments

Recent Posts

See All

I am lonely :')

My friend once told me about what kind of person I am. I know that people can read my mind and my feeling through my face. It does not...

Comments


bottom of page